SUMBER BELAJAR DALAM PENGAJARAN



SUMBER BELAJAR DALAM PENGAJARAN
A.    PENGERTIAN SUMBER BELAJAR
Pengajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi banyak komponen. Salah satu dari komponen sistem pengajaran adalah sumber belajar.
Dalam pengertian yang sederhana sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/ pengajaran yang umumnya diisi dengan buku-buku rujukan.
Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar dari peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung disebut sebagai sumber belajar. Jadi pengertia sumber belajar itu sangat luas.
Arif S. Sadiman (1989) berpendapat bahwa, segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang ( peserta didik) dan yang memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai sumber belajar. Dengan peranan sumber-sumber belajar ( seperti : Guru/dosen, buku, film, majalah, dsb) memungkinkan individu berubah dari tidaktahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengert, dari tidak terampil mmenjadi terampil, dan menjadikan individu dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang terpuji dan seterusnya. Dengan kata lain, sesungguhnya tidak ada bahan yang jelas mengenai sumber belajar, sebab segala apa yang bisa mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis (belajar), atau menuju perkembangan, dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses/aktivitas pengajaran itu sendiri dapat disebut sebagai sumber belajar.
Edgar Dale berpendapat, bahwa yang disebut sumber belajar itu pengalaman. Ia mengklasifikasikan pengalaman yang dapat dipakai sebagai sumber belajar menurut jenjang tertentu yang berbentuk. Cone of experince atau kerucut pengalaman yang disusun dari yang kongkrit sampai yang abstrak yang tecantum dalam Audio Visual Methods in Teaching.
Edgar Dale mengatakan, bahwa kita (peserta didik) dapat belajar dengan:
1.    Mengalaminya secara langsung, dengan melakukannya atau berbuat
2.    Mengamati orang lain melakukannya
3.    Membaca
Bahwa pengalaman yang kongkret perlu untuk setiap tingkat diatasnya. Setiap ide atau teori betapa pun abstraknya berasal dari alam kongkret. Sebaliknya terlampau banyak pengalaman langsung mungkin dapat menghambat ketercapaian yang lebih abstrak. Karen itu, kedua-duanya harus berjalan.
Kembali pada pengertian awal mengenai sumber belajar, supaya lebih tegas, maka dapat menyatakan bahwa yang dimaksud sumber belajar dalam pengajaran adalah, segala apa yang digunakan dan dapat mendukung proses/kegiatan pengajaran secara lebih efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran/belajar, tersedia (segala disediakan/dipersiapkan), baik yang langsung/tidak langsung, baik konkret/yang abstrak.
B.  KLASIFIKASI SUMBER BELAJAR
AECT (Associaton of Education Communication Technology) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1997) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam:
1.    Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik, dan sebagainya.
2.    People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpanan, pengolah, dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini misalnya, Guru/dosen, tutor, peserta didik, dsb.
3.    Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program mmedia termasuk kategori material, seperti: transportasi, slide, film, audio, video, modul, majalah, buku, dsb.
4.    Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, overhead proyektor, slide, video, tape/recorder, pesawat radio/TV, Dsb.
5.    Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, pengjaran berprogram/modul, simulasi, demonstrasi, tanya jawab, CBSA, dsb.
6.    Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan dengan. Baik lingkungan fisi, ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, dan sebagainya. Juga lingkungan non fisik: misalnya suasana belajar itu sendiri, tenang, ramai, lelah, dsb.
Pengklasifikasian tersebut tidak terpisah, tapi saling berhubungan. Dalam kenyataan malah sulit dipisahkan secara pparsial.
Kita dapat mengklasifikasikan sumber belajar dari versi lain.
-      Menurut sifat dasarnya sumber belajar ada 2 macam yaitu sumber insani (human) dan noninsani (nonhuman).
-      Menurut segi pengembangannya, sumber belajar ada 2 macam.
a.    Learning resource by design (sumber belajar yang tidak dirancang/disengaja dipergunakan untuk keperluan pengajaran atau setelah diadakan seleksi.
b.    Learning resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk kepentingan tujuan belajar/pengajaran), yaitu segala sumber belajar (lingkungan) yang ada disekeliling sekolah dimanfaatkan guan memudahkan peserta didik yang sedang belajar. Jadi sifatnya insidensial/ seketika. Misalnya: tokoh, pahlawan, masjid, pasar, dsb.

C.  PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR
Dalam rangka memanfaatkan sumber belajar secara lebih luas, hendaknya seorang guru memahami lebih dahulu beberapa kualifikasi yang dapat menunjuk pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber belajar dalam proses pengajaran.
Secara umum, guru sebelum mengambil keputusan terhadap penentuan sumber belajar, ia perlu mempertimbangkan segi-segi berikut ini:
1.    Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber belajar (yang memerlukan biaya. Misalnya: overhead (OHP) beserta transpasinya, video tape/TV beserta cassetnya,dsb.
2.    Teknisi (tenaga), yaitu entah guru atau pihak lain yang mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar.
3.    Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan, dan tidak sulit/langka.
4.    Bersifat fleksibel, maksudnya, sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar jangan bersifat kaku/paten, tapi harus mudah dikembangkan, bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh faktor lain.
5.    Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran lainnya.
6.    Dapat membantu efisien dan kemudian pencapaian tujuan pengajaran/belajar.
7.    Memiliki nilai positif bagi proses/aktivitas pengajaran khususnya peserta didik.
8.    Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang/sedang dilaksanakan.
Kemudian, dari segi nilai kegunaan untuk mencapai tujuan pengajaran, maka guru perlu memahami jenis-jenis sumber belajar yang mana yang dibutuhkan bagi pengajaran misalnya:
-      Penggunaan sumber belajar dalam rangka memotivasi, khususnya untuk meningkatkan motivasi peserta didik yang rendah semangat,belajar, dsb.
-      Penggunaan sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran, menjadi daya dukung kegiatan pengajaran, misalnya dengan cara memperluas atau memperjelas pelajaran (bahan pengajaran) dengan sesuatu sumber belajar yang relevan.
-      Penggunaan sumber belajar dalam rangka mendukung program pengajaran yang melibatkan aktivitas penyelidikan, misalnya: suatu sumber belajar yang dapat diobservasi, dianalisis, diidentifikasi, didata, dsb.
-      Penggunaan sumber belajar yang dapat membantu pemecahan suatu masalah
-      Penggunaan sumber belajar untuk mendukung pengajaran presentasi, misalnya penggunaan alat, pendekatan dan metode, strategi pengajaran, dsb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DATA DIRI

Manajemen Pendidikan Islam

PENGERTIAN PENDIDIKAN NILAI